Romang Polong, 14 Maret 2019
Adalah sebuah
kehormatan menerima kunjungan dari Bapak Dr.Ing. Ilya Fadjar Maharika,
IAI, Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Islam
Indonesia (UII) Yogyakarta periode 2014 – 2018, yang juga merupakan Dosen
Arsitektur pada Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII Yogyakarta. Pak Ilya,
demikian beliau akrab disapa, hadir di UIN Alauddin Makassar sebagai Pembicara
Utama pada kegiatan Workhop Kurikulum yang diadakan oleh Fakultas Sains dan
Teknologi UINAM pada 15 – 16 Maret 2019. Pak Ilya dalam kunjungannya
menyempatkan untuk berdiskusi khusus dengan jajaran Dosen Teknik Arsitektur
UINAM dan berbagi pengalamannya dalam membina Departemen Arsitektur UII
Yogyakarta yang telah mendapatkan pengakuan internasional dari Korea
Architectural Accrediting Board (KAAB) pada tahun 2017. Saat ini, Departemen
Arsitektur UII Yogyakarta menjadi salah satu institusi terdepan dalam
Pendidikan Arsitektur di Indonesia, yang ditunjang dengan beberapa unggulannya
dalam bidang akademik, antara lain menjadi Institusi yang mengaplikasikan Building
Information Modeling (BIM) secara integratif dalam pembelajarannya.
Berbekal ijtihad dari jajaran Dosen UII Yogyakarta saat itu di tahun 2010
hingga secara resmi BIM diimplementasikan dalam kurikulum pada tahun 2013,
tukas Pak Ilya, hal tersebut kemudian menuai hasilnya saat ini dengan tingginya
permintaan dari sejumlah instansi pemerintah maupun swasta yang melamar lulusan
UII Yogyakarta bahkan sebelum mereka selesai merampungkan studinya.
Dalam diskusi yang
inspiratif tersebut, terbit ghirah baru bagi Teknik Arsitektur
UINAM. Setelah mendengarkan paparan dari para Dosen Teknik Arsitektur UINAM
mengenai visi misi, pelaksanaan perkuliahan dan metode pembelajaran,
Pak Ilya memotivasi pada Prodi Teknik Arsitektur UINAM untuk melanjutkan sistem
yang telah berjalan untuk mewujudkan diri sebagai Prodi berlabel ARCHITECTURE
SANS FRONTIER atau ARSITEKTUR TANPA BATAS. Potensi ini
sangat dimungkinkan karena Prodi Teknik Arsitektur UINAM telah secara
berkesinambungan mewujudkan visinya yang mengusung Arsitektur Berkelanjutan
dengan memelihara nilai budaya Arsitektur Tradisional dalam Pengajaran,
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Dimana hal tersebut tercermin dalam
upaya Local Knowledge Management yang telah ditempuh dan
dengan bermodalkan “Gender Architecture” demikian Pak Ilya menganalisis,
prestasi yang telah dicapai dapat diperkuat dengan membekali mahasiswa antara
lain pada Teknik-teknik Observasi Antropologi.
Peran Teknik
Arsitektur UIN Alauddin Makassar untuk menjaga khasanah budaya bangsa dapat
dicapai dengan “meng-eksplisitkan yang implisit” tegas
Pak Ilya, karena Prodi ini melalui sistem pembelajarannya menjadi penghubung
dengan knowledge yang hilang yang telah
mengalami trial and error selama ratusan tahun.
Salah satu yang dapat ditempuh untuk menghadirkan hal tersebut dengan membukukan
hasil penelitian dan menerapkan metode Measured Drawing Techniques,
sehingga nilai-nilai Arsitektural dan Teknik-teknik pembangunan di masa nenek
moyang dapat terekam dengan baik. Adapun integrasi keilmuan yang juga
menjadi visi Prodi Teknik Arsitektur UINAM, juga dapat dirangkai dalam upaya
tersebut, lanjut Pak Ilya. Interpretasi beliau bahwa konstruksi integrasi nilai
Islam sebenarnya telah ada pada Arsitektur Tradisional, hanya Entitas
Integrasi tersebut belum dieksplorasi lebih dalam,
karena dianggap hanya menjadi bagian masa lampau yang berakulturasi, hanya
diasumsikan sebagai bagian dari rangkaian dakwah di masa lalu. Tugas kitalah,
tegas Pak Ilya, untuk meng-eksplisitkan hal tersebut, misalnya dengan
Pemaknaan, Semiotika, Diskusi Epistimologi dan tidak bermain hanya pada bingkai
“tekstual” tapi lebih meluas pada menggali konteksnya.
Vehicle sosiologi Masyarakat dengan vocabulary yang
inheren dapat memandu Prodi Teknik Arsitektur UINAM untuk membangun
RUTE BARU ARSITEKTUR dengan menginisiasi Konstruksi Pemikiran Baru mengenai
dakwah melalui Arsitektur. Terlebih dalam menghadapi issu sinkretisme dalam
Islam saat ini, berdakwah dengan Arsitektur dari daerah yang pristine dapat
menjadi dakwah yang efektif dengan bahasa mereka dan dapat menjadi contoh
pengembangan keilmuan yang integratif antara Arsitektur Berkelanjutan,
Integrasi Keilmuan dan Kearifan Lokal, pungkas Pak Ilya. Dalam kesempatan
tersebut Pak Ilya juga menawarkan untuk menjalin kerjasama antara kedua
institusi, yang dapat dilakukan antara lain dengan hasil penelitian yang
dibukukan oleh Teknik Arsitektur UINAM, dapat dibuatkan modelingnya dengan BIM
oleh Departemen Arsitektur UII Yogyakarta. Sebuah ide yang sangat
menarik!! Merci beaucoup Pak Ilya, dinantikan kehadiran dan
pencerahannya kembali. AR