LP2M mengorganisir Workshop Kurikulum Responsif Gender di Ruang Auditorium Hotel dan Konvention di lantai 1 gedung Hotel UIN pada Selasa-Kamis, 22-24 Oktober 2024. Ketua jurusan dari berbagai fakultas, Perwakilan dari Bidang Akademik, dan Ketua lembaga Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar hadir di acara yang bertujuan untuk memberikan penjelasan dan kesetaraan perwakilan perempuan dan laki-laki. Sasarannya adalah untuk menyelaraskan keberagaman.
Ketua LP2M, yang bertugas sebagai penyelenggara Pengarusutamaan Gender di UIN Alauddin Makassar. pentingnya budaya responsif gender harus diterapkan dalam manajemen dan pembelajaran. Sasarannya adalah untuk menyelaraskan keberagaman.
Misalnya, instansi pemerintah terus berusaha mengimbangi peran perempuan dan laki-laki dalam pengelolaan kelembagaan. Penyelenggara dan narasumber menyatakan bahwa mereka yakin UIN Alauddin makassar siap membenahi pengarusutamaan gender mulai dari tingkat internal, dan telah menyiapkan parameter gender dalam kurikulum dan proses akreditasi.
Latar belakang fenomena sehingga pentingnya untuk memasukkan topik gender pada kurikulum yaitu munculnya sejumlah kasus kejahatan seksual di beberapa wilayah di Indonesia yang dapat menimbulkan banyak kekhawatiran. Menurut narasumber, budaya akademik diharapkan berperan dalam mencegah dan mengurangi kekerasan saat masyarakat dihadapkan pada kompleksitas masalah kekerasan berbasis gender.
Menurutnya narasumber, kultur akademik harus dibangun untuk mendukung perspektif, sensitivitas, dan keterampilan siswa, sehingga mereka dapat menjadi bagian dari masalah. Dengan demikian, setiap prodi sudah menyiapkan diri dalam memasukkan topik Gender pada Kurikulum, CPL, CPMK, dan topik perkuliahan yang direpresentasikan oleh isi RPS.