Inspektur Jenderal Kementerian Agama, Dr. H. Faisal Ali Hasyim, S.E., M.Si., CA., CSEP berpesan bahwa Perguruan tinggi terdapat pemimpin yang berbasis pengaruh. Bangun komunikasi yang baik dan transparan dalam kebijakan. Berbeda dengan manager yang berbasis aturan dan apabila ada yang salah berbasis hukuman.
Cara memperbanyak unggul dengan melihat potensi yang bisa unggul. Komitmen pimpinan penting untuk perubahan. Tidak semua pekerjaan kecil harus diserahkan ke staf.
Perguruan tinggi unggul harus memiliki SDM yang unggul. Prasarana yang memadai juga menjadi parameter unggul. Sumber pendanaan tidak hanya mengandalkan UKT. Penerapan good governance pada kepemimpinan. Leadership penting diperlihatkan dalam mengemukakan gagasan.
Jika pemimpin tidak memiliki ide dan gagasan perubahan, maka pemimpin tidak ada bedanya dengan staf biasa. Jadi harus baik dan kaya gagasan. Tata kelola harus memiliki tujuan dan komitmen yang jelas.
Keributan paling sering diperguruan tinggi. Pimpinan kalau sudah diputuskan maka harus taat pada pimpinan. Komunikasi harus dibangun dengan baik. Pimpinan punya amunisi dan power tanpa diganggu. Melibatkan semua anggota. SPI membangun sistem pengendalian yang efektif. Bisa membuat rangking kualitas setiap unit.
Kinerja dosen yang buruk misalnya tidak pernah mengajar. Kinerja berdampak pada tunjangan yang diberikan. Permasalahan diakademik menjadi konsen kita. Hukuman disiplin pada ASN yang melanggar. Jika ada bawahan tidak masuk maka tidak boleh ada pembiaran. Menurut Irjen: Join riset dan memgajar ditempat lain di luar negeri menjadi solusi bagi dosen yang saling menunggu jika sepasang suami istri sama-sama melanjutkan ke luar negeri.
Foto keluarga di ruang kerja sebagai representasi untuk bekerja lebih berkah. Bekerja menjadi ASN yang lebih baik dari sebelumnya.
Rektor UIN mengulang kembali bahwa dalam kerjasama tidak berbasis judgment tetapi lebih pada assessment. Untuk kriteria kampus UIN yang telah unggul dibuktikan dengan pelampauan standar nasional dikti, syarat harus menghafal juz 30.
Pemenang membuat komitmen, pecundang membuat janji.