Bambooland Indonesia Celebes menyelenggarakan Workshop Bambu selama 2 hari di Roof top dan lansekap GBS Cafe, Perdos Unhas Tamalanrea. GBS Cafe sebagai sponsor utama kegiatan workshop. Bertindak Co-Host adalah Prodi Teknik arsitektur UIN Alauddin Makassar. Beberapa universitas dan asosiasi pendukung yaitu Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Ikatan Arsitek Indonesia Sulawesi Selatan (IAI Sulsel). Hadir dan terlibat juga pada proses workshop yaitu akademisi dari Arsitektur UNIFA dan akademisi dari ISBI.
Material bambu menjadi perhatian komunitas karena dalam aspek arsitektur khususnya di kota makassar masih dipandang sebagai material sekunder, hanya sebagai penyangga bangunan beton, dan memiliki penurunan nilai ekonomis. Di lain sisi, bambu dapat menjadi bahan baku industri bahkan dapat ditingkatkan kekuatannya menjadi material bangunan mirip industri.
Idealnya, Pemerintah membantu menghubungkan kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Bahkan G20 Argentina tahun 2018 menyadari perbedaan ini, seperti yang ditunjukkan oleh T20 Japan.
Bambu memiliki prospek yang sangat besar di masa depan karena potensinya sebagai obat atau terapi dalam industri pengobatan.
Material dasar bambu digunakan dalam bangunan publik untuk memberikan karakter alami dan terintegrasi dengan era perkembangan arsitektur. Dalam era postmodern, elemen historisisme menjadi dasar pemikiran untuk konsep bangunan. Pentingnya bambu sebagai struktur dan konstruksi bangunan dibahas dalam banyak penelitian arsitektur tradisional.
2 hari sebelumnya, Teknik arsitektur UIN Alauddin mengunjungi Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Wilayah II bersama Bambooland Indonesia. BPTH II telah mengembangkan ASDG Jenis Bambu di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasinya adalah di Lanna, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, dimana sumber benih untuk pembuatan bibit bambu.
Dengan bertambahnya waktu, jumlah lahan yang telah dialokasikan untuk 10 juta batang bambu ditambahkan dengan klasifikasi yang lebih rinci dari bambu, dan pada titik ini, terdapat 34 jenis bambu yang dikumpulkan. Masyarakat dan mahasiswa telah mengunjungi lahan bambu karena daya tariknya. Di sisi lain, tidak banyak orang yang menggunakan bambu untuk kebutuhan manusia di Sulawesi Selatan.
Untuk menghindari penggunaan bambu yang berlebihan, arsitek harus memilih jenis bambu yang sudah langka. Selain itu, sangat penting bagi arsitektur era 4.0 untuk siap untuk bersaing dalam ekonomi kreatif global.